Report on Pediatric Nursing: Hospitalization Application Analysis
VerifiedAdded on 2021/08/16
|17
|2072
|196
Report
AI Summary
This makalah, prepared by Dwi Eny Aprilia, a nursing student at Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya, explores the application of hospitalization in pediatric nursing. The report delves into the definitions, emotional responses (anxiety, anger, sadness, fear, and guilt), and physical manifestations associated with hospitalization in children. It examines how children experience and react to the hospital environment, including the potential for trauma and stress. The report covers the importance of understanding these responses to provide effective nursing care, and also includes a discussion of preventative measures, such as preparing children for hospitalization through information and play. The makalah also includes definitions of key terms, a discussion of the physical responses to various emotions, and concludes with a summary of key findings and recommendations for practice, emphasizing the importance of a therapeutic environment and preparatory information. The report is aimed at healthcare professionals and students in the field of pediatric nursing.

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK
APLIKASI HOSPITALISASI
Dosen Pembimbing :
Indriatie, S.Kp.M.MKes.
Disusun Oleh :
Dwi Eny Aprilia (P27820720059)
Reguler B
TINGKAT II SEMESTER 3 SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
1
APLIKASI HOSPITALISASI
Dosen Pembimbing :
Indriatie, S.Kp.M.MKes.
Disusun Oleh :
Dwi Eny Aprilia (P27820720059)
Reguler B
TINGKAT II SEMESTER 3 SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
1
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Makalah : Aplikasi Hospitalisasi
Disusun Oleh : Dwi Eny Aprilia
NIM : P27820720059
Jurusan : Sarjana Terapan Keperawatan Soetomo Tingkat 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul “Aplikasi Hospitalisasi” telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh ibu dosen.
Sampang, 02 Agustus 2021
Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan
( Dwi Eny Aprilia ) ( Indriatie, S.Kp.M.MKes. )
2
Judul Makalah : Aplikasi Hospitalisasi
Disusun Oleh : Dwi Eny Aprilia
NIM : P27820720059
Jurusan : Sarjana Terapan Keperawatan Soetomo Tingkat 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul “Aplikasi Hospitalisasi” telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh ibu dosen.
Sampang, 02 Agustus 2021
Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan
( Dwi Eny Aprilia ) ( Indriatie, S.Kp.M.MKes. )
2

DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………… 1
Lembar Pengesahan ………………………………………………………… 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3
Kata Pengantar ……………………………………………………………….4
Bab 1 Pendahuluan ………………………………………………………….. 5
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 5
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….. 6
1.3.1 Umum …………………………………………………………… 6
1.3.2 Khusus ……………………...…………………………………… 6
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………. 6
Bab 2 Pembahasan …………………………………………………………… 7
2.1 Definisi Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan Rasa Bersalah ……..… 7
2.2 Kondisi Fisik (Respon) Dari Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan
Rasa Bersalah ………………………………………………………………… 11
Bab 3 Penutup ………………………………………………………………. 15
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 15
3.2 Saran ……………………………………………………………………… 15
Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 16
3
Halaman Judul ……………………………………………………………… 1
Lembar Pengesahan ………………………………………………………… 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3
Kata Pengantar ……………………………………………………………….4
Bab 1 Pendahuluan ………………………………………………………….. 5
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 5
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….. 6
1.3.1 Umum …………………………………………………………… 6
1.3.2 Khusus ……………………...…………………………………… 6
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………. 6
Bab 2 Pembahasan …………………………………………………………… 7
2.1 Definisi Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan Rasa Bersalah ……..… 7
2.2 Kondisi Fisik (Respon) Dari Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan
Rasa Bersalah ………………………………………………………………… 11
Bab 3 Penutup ………………………………………………………………. 15
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 15
3.2 Saran ……………………………………………………………………… 15
Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 16
3

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Aplikasi
Hospitalisasi” dengan lancar. Tanpa pertolongannya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas Keperawatan Anak. Rasa terima kasih saya tidak terkirakan kepada yang
terhormat Ibu Indriatie, S.Kp.M.MKes. selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Berdasarkan hal tersebut saya membuat makalah ini dengan menggunakan
bahasa yang jelas, mudah dimengerti, dan dipahami. Agar materi yang saya
sampaikan ini akan lebih bermakna. Sehingga kita dapat mengetahui dan
mempelajari tentang aplikasi hospitalisasi.
Makalah yang saya susun ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
saya mohon kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Akhir kata saya
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan saya harap makalah yang telah
saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sampang, 02 Agustus 2021
Penulis
4
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Aplikasi
Hospitalisasi” dengan lancar. Tanpa pertolongannya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas Keperawatan Anak. Rasa terima kasih saya tidak terkirakan kepada yang
terhormat Ibu Indriatie, S.Kp.M.MKes. selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Berdasarkan hal tersebut saya membuat makalah ini dengan menggunakan
bahasa yang jelas, mudah dimengerti, dan dipahami. Agar materi yang saya
sampaikan ini akan lebih bermakna. Sehingga kita dapat mengetahui dan
mempelajari tentang aplikasi hospitalisasi.
Makalah yang saya susun ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
saya mohon kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Akhir kata saya
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan saya harap makalah yang telah
saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sampang, 02 Agustus 2021
Penulis
4
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hospitalisasi atau perawatan rawat inap adalah proses yang direncanakan
atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk
menjalani terapi dan perawatan sampai anak dipulangkan ke rumah (Kuswanto
2019). Anak-anak yang menjalankan hospitalisasi atau perawatan rawat inap akan
mengalami masalah sosial, psikologis dan pekembangan disebabkan oleh
diagnosa dan intervensi perawatan dan perubahan lingkungan social (Mucuk and
Cimke 2017). Selama anak menjalani hospitalisasi banyak kejadian yang sering
dialami anak dan keluarga seperti perasaan trauma dan stress sehingga
menimbulkan perasaan cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah (Safriani
and Kurniawan 2018).
Tekanan utama yang dirasakan oleh anak disebabkan karena perpisahan
dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, serta mendapatkan
lingkungan baru yang asing baginya, seleksi perilaku koping terbatas, dan
perubahan status kesehatan serta adanya persepsi yang tidak menyenangkan
tentang rumah sakit yang mungkin didapatkan dari pengalaman sebelumnya atau
pengalaman orang lain (Potter, 2005). Upaya pencegahan dilakukan dengan
melakukan persiapan dengan pemberian informasi secara verbal dan tertulis,
pertunjukan menggunakan boneka dan permainan yang menggunakan miniatur
peralatan rumah sakit yang nanti akan dijumpai anak pada saat proses pengobatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi kondisi cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah ?
5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hospitalisasi atau perawatan rawat inap adalah proses yang direncanakan
atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk
menjalani terapi dan perawatan sampai anak dipulangkan ke rumah (Kuswanto
2019). Anak-anak yang menjalankan hospitalisasi atau perawatan rawat inap akan
mengalami masalah sosial, psikologis dan pekembangan disebabkan oleh
diagnosa dan intervensi perawatan dan perubahan lingkungan social (Mucuk and
Cimke 2017). Selama anak menjalani hospitalisasi banyak kejadian yang sering
dialami anak dan keluarga seperti perasaan trauma dan stress sehingga
menimbulkan perasaan cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah (Safriani
and Kurniawan 2018).
Tekanan utama yang dirasakan oleh anak disebabkan karena perpisahan
dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, serta mendapatkan
lingkungan baru yang asing baginya, seleksi perilaku koping terbatas, dan
perubahan status kesehatan serta adanya persepsi yang tidak menyenangkan
tentang rumah sakit yang mungkin didapatkan dari pengalaman sebelumnya atau
pengalaman orang lain (Potter, 2005). Upaya pencegahan dilakukan dengan
melakukan persiapan dengan pemberian informasi secara verbal dan tertulis,
pertunjukan menggunakan boneka dan permainan yang menggunakan miniatur
peralatan rumah sakit yang nanti akan dijumpai anak pada saat proses pengobatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi kondisi cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah ?
5

1.2.2 Bagaimana kondisi fisik (respon) dari kondisi cemas, marah, sedih,
takut, dan rasa bersalah ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga
kesehatan atau tenaga medis dapat memahami hal yang berkaitan
dengan keperawatan anak dalam aplikasi hospitalisasi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui definisi dari kondisi cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah.
1.3.2.2 Untuk mengetahui kondisi fisik (respon) dari kondisi
cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu tugas sebagai mahasiswa dalam mata
kuliah keperawatan anak serta menumbuhkan wawasan terkait
keperawatan anak khususnya mengenai aplikasi hospitalisasi.
1.4.2 Bagi Pembaca
Untuk mengetahui serta menambah ilmu tentang keperawatan anak
terkait aplikasi hospitalisasi.
6
takut, dan rasa bersalah ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga
kesehatan atau tenaga medis dapat memahami hal yang berkaitan
dengan keperawatan anak dalam aplikasi hospitalisasi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui definisi dari kondisi cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah.
1.3.2.2 Untuk mengetahui kondisi fisik (respon) dari kondisi
cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu tugas sebagai mahasiswa dalam mata
kuliah keperawatan anak serta menumbuhkan wawasan terkait
keperawatan anak khususnya mengenai aplikasi hospitalisasi.
1.4.2 Bagi Pembaca
Untuk mengetahui serta menambah ilmu tentang keperawatan anak
terkait aplikasi hospitalisasi.
6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan Rasa Bersalah
A. Kondisi Cemas
Cemas atau anxiety adalah respon emosional dan merupakan penilaian
intelektual terhadap suatu bahaya (Stuart, 2007). Definisi lain
menjelaskan kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang
secara sujektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Biasanya orang
akan mengalaminya ketika berhadapan dengan situasi tertentu, misalnya sebelum
wawancara kerja.
Gambar 1.1 Gangguan kecemasan
Gambar 1.2 Rentang respon kecemasan (Stuart, 2007)
7
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan Rasa Bersalah
A. Kondisi Cemas
Cemas atau anxiety adalah respon emosional dan merupakan penilaian
intelektual terhadap suatu bahaya (Stuart, 2007). Definisi lain
menjelaskan kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang
secara sujektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Biasanya orang
akan mengalaminya ketika berhadapan dengan situasi tertentu, misalnya sebelum
wawancara kerja.
Gambar 1.1 Gangguan kecemasan
Gambar 1.2 Rentang respon kecemasan (Stuart, 2007)
7
Paraphrase This Document
Need a fresh take? Get an instant paraphrase of this document with our AI Paraphraser

B. Kondisi Marah
Marah adalah emosi pada manusia yakni respons emosional yang kuat dan
tidak menyenangkan, terhadap suatu penyebab baik nyata ataupun yang
dipersepsikan seseorang. Bisa dibilang bahwa kemarahan adalah perasaan jengkel
yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman
atau kegagalan. Marah biasanya ditandai oleh pertentangan terhadap seseorang
atau perasaan setelah diperlakukan tidak benar.
Gambar 1.3 Rentang respon marah
Gambar 1.4 Respon marah
8
Marah adalah emosi pada manusia yakni respons emosional yang kuat dan
tidak menyenangkan, terhadap suatu penyebab baik nyata ataupun yang
dipersepsikan seseorang. Bisa dibilang bahwa kemarahan adalah perasaan jengkel
yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman
atau kegagalan. Marah biasanya ditandai oleh pertentangan terhadap seseorang
atau perasaan setelah diperlakukan tidak benar.
Gambar 1.3 Rentang respon marah
Gambar 1.4 Respon marah
8

C. Kondisi Sedih
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung,
kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kesedihan juga bisa di artikan sebuah rasa atau
perasaan dimana ketidak sanggupan menghadapi permasalahan yang ada dan
permasalahan yang di alami. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan
suasana hati sementara.
Gambar 1.5 Respon sedih
D. Kondisi Takut
Takut adalah salah satu jenis emosi manusia yang paling dasar dan kuat.
Emosi ini bisa sangat melumpuhkan, tetapi juga berperan penting dalam
kelangsungan hidup manusia. Faktanya, ketakutan dibutuhkan untuk melindungi
setiap orang. Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman sebagai
respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya.
9
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung,
kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kesedihan juga bisa di artikan sebuah rasa atau
perasaan dimana ketidak sanggupan menghadapi permasalahan yang ada dan
permasalahan yang di alami. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan
suasana hati sementara.
Gambar 1.5 Respon sedih
D. Kondisi Takut
Takut adalah salah satu jenis emosi manusia yang paling dasar dan kuat.
Emosi ini bisa sangat melumpuhkan, tetapi juga berperan penting dalam
kelangsungan hidup manusia. Faktanya, ketakutan dibutuhkan untuk melindungi
setiap orang. Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman sebagai
respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya.
9

Gambar 1.6 Rasa takut saat ke dokter gigi
Gambar 1.7 Rasa takut kegelapan
E. Kondisi Rasa Bersalah
Reber dan Emily ( 2010 : 411 ) berpendapat bahwa rasa bersalah adalah
sebuah kondisi emosional seseorang yang diakibatkan oleh pengetahuan bahwa
dia sudah melanggar standar moral tertentu. Sedangkan Berk ( 2012 : 356 )
mengatakan bahwa rasa bersalah merupakan pemicu penting bagi perilaku
bermoral.
10
Gambar 1.7 Rasa takut kegelapan
E. Kondisi Rasa Bersalah
Reber dan Emily ( 2010 : 411 ) berpendapat bahwa rasa bersalah adalah
sebuah kondisi emosional seseorang yang diakibatkan oleh pengetahuan bahwa
dia sudah melanggar standar moral tertentu. Sedangkan Berk ( 2012 : 356 )
mengatakan bahwa rasa bersalah merupakan pemicu penting bagi perilaku
bermoral.
10
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.

Gambar 1.8 Respon rasa bersalah
Gambar 1.9 Penyesalan dari rasa bersalah
2.2 Kondisi Fisik (Respon) Dari Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan
Rasa Bersalah
A. Kondisi Fisik (Respon) dari Cemas
Gangguan kecemasan umum juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti :
1) selalu merasa lelah
2) mengalami gangguan tidur
3) sakit kepala
4) gemetar
11
Gambar 1.9 Penyesalan dari rasa bersalah
2.2 Kondisi Fisik (Respon) Dari Kondisi Cemas, Marah, Sedih, Takut, dan
Rasa Bersalah
A. Kondisi Fisik (Respon) dari Cemas
Gangguan kecemasan umum juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti :
1) selalu merasa lelah
2) mengalami gangguan tidur
3) sakit kepala
4) gemetar
11

5) keringat berlebihan dan mual
6) sakit perut, serta diare yang berulang.
B. Kondisi Fisik (Respon) dari Marah
1) Wajah memerah, napas memendek
Detak jantung akan meningkat dan memompa darah secara maksimal ke
kepala. Oleh sebab itu, saat marah pasti wajah juga ikut memerah.
2) Refleks otot meningkat
Ada efek 'bertarung' dari respons fight-or-flight saat marah, sehingga
membuat tubuh jadi lebih siap bergerak dengan gesit.
3) Pencernaan melambat
Ketika marah, tubuh memutuskan bahwa bukan waktunya untuk mencerna
sehingga kemarahan dapat memperlambat kerja sistem pencernaan.
4) Sakit dan depresi
Terlalu banyak kortisol akan menaklukkan hormon serotonin (hormon
bahagia) sehingga membuat menjadi lebih agresif secara negatif dan
berujung pada depresi.
5) Berkeringat dan bergetar
Saat marah, suhu tubuh meningkat. Oleh sebab itu, tubuh akan otomatis
mengeluarkan keringat untuk menetralkan kenaikan suhu.
C. Fisik (Respon) dari Sedih
1) Jantung Terasa Sakit
Rasa sedih bisa menimbulkan stres. Bila hal ini terjadi, sistem imun tubuh
bisa menurun dan sistem saraf simpatik akan memicu respons bertarung
atau kabur.
12
6) sakit perut, serta diare yang berulang.
B. Kondisi Fisik (Respon) dari Marah
1) Wajah memerah, napas memendek
Detak jantung akan meningkat dan memompa darah secara maksimal ke
kepala. Oleh sebab itu, saat marah pasti wajah juga ikut memerah.
2) Refleks otot meningkat
Ada efek 'bertarung' dari respons fight-or-flight saat marah, sehingga
membuat tubuh jadi lebih siap bergerak dengan gesit.
3) Pencernaan melambat
Ketika marah, tubuh memutuskan bahwa bukan waktunya untuk mencerna
sehingga kemarahan dapat memperlambat kerja sistem pencernaan.
4) Sakit dan depresi
Terlalu banyak kortisol akan menaklukkan hormon serotonin (hormon
bahagia) sehingga membuat menjadi lebih agresif secara negatif dan
berujung pada depresi.
5) Berkeringat dan bergetar
Saat marah, suhu tubuh meningkat. Oleh sebab itu, tubuh akan otomatis
mengeluarkan keringat untuk menetralkan kenaikan suhu.
C. Fisik (Respon) dari Sedih
1) Jantung Terasa Sakit
Rasa sedih bisa menimbulkan stres. Bila hal ini terjadi, sistem imun tubuh
bisa menurun dan sistem saraf simpatik akan memicu respons bertarung
atau kabur.
12

2) Kecemasan Kronis
Respon “fight or flight response” atau “respons lawan atau lari”
merupakan respons bawaan tubuh untuk menghadapi ancaman atau
serangan terhadap kelangsungan hidup.
3) Menurunnya Kualitas Sistem Imun
Menurut psikolog dan ahli terapis pasangan dari AS, ketika sedih tubuh
akan melepaskan hormon stres yang bisa menurunkan fungsi kekebalan
tubuh.
4) Meningkatnya Hormon Kortisol
Kortisol merupakan hormon stres yang dilepaskan tubuh ketika seseorang
berada dalam situasi yang “menekan” dirinya. Saat sedih, tubuh secara
otomatis akan melepaskan kortisol, yang salah satunya tandanya seperti
meningkatnya denyut jantung.
D. Fisik (Respon) dari Takut
Dilansir dari Northwestern Medicine, berbagai penelitian telah
mengidentifikasi, amigdala merupakan bagian otak yang sangat berperan dalam
memproses ketakutan. Saat seseorang dihadapkan rasa takut, amigdala
mengaktifkan sistem saraf dan mengirimkan sinyal rangsangan ke area otak lain
agar lebih waspada. Area otak ini termasuk hipocampus dan korteks prefrontal,
yang bekerja sama untuk memulai respon fight-or-flight.
Respon fight-or-flight ini juga termasuk memberitahu beberapa organ, seperti
jantung, paru-paru, dan kelenjar adrenal, untuk bekerja lebih cepat. Seseorang
mungkin akan mengalami detak jantung lebih cepat, napas yang tersengal-sengal,
organ pencernaan akan memperlambat kerjanya, serta respons stres karena
pelepasan hormon adrenalin oleh kelenjar adrenal.
13
Respon “fight or flight response” atau “respons lawan atau lari”
merupakan respons bawaan tubuh untuk menghadapi ancaman atau
serangan terhadap kelangsungan hidup.
3) Menurunnya Kualitas Sistem Imun
Menurut psikolog dan ahli terapis pasangan dari AS, ketika sedih tubuh
akan melepaskan hormon stres yang bisa menurunkan fungsi kekebalan
tubuh.
4) Meningkatnya Hormon Kortisol
Kortisol merupakan hormon stres yang dilepaskan tubuh ketika seseorang
berada dalam situasi yang “menekan” dirinya. Saat sedih, tubuh secara
otomatis akan melepaskan kortisol, yang salah satunya tandanya seperti
meningkatnya denyut jantung.
D. Fisik (Respon) dari Takut
Dilansir dari Northwestern Medicine, berbagai penelitian telah
mengidentifikasi, amigdala merupakan bagian otak yang sangat berperan dalam
memproses ketakutan. Saat seseorang dihadapkan rasa takut, amigdala
mengaktifkan sistem saraf dan mengirimkan sinyal rangsangan ke area otak lain
agar lebih waspada. Area otak ini termasuk hipocampus dan korteks prefrontal,
yang bekerja sama untuk memulai respon fight-or-flight.
Respon fight-or-flight ini juga termasuk memberitahu beberapa organ, seperti
jantung, paru-paru, dan kelenjar adrenal, untuk bekerja lebih cepat. Seseorang
mungkin akan mengalami detak jantung lebih cepat, napas yang tersengal-sengal,
organ pencernaan akan memperlambat kerjanya, serta respons stres karena
pelepasan hormon adrenalin oleh kelenjar adrenal.
13
Paraphrase This Document
Need a fresh take? Get an instant paraphrase of this document with our AI Paraphraser

E. Fisik (Respon) dari Rasa Bersalah
1) Selalu merasa lelah dan tidak bertenaga
2) Selera makan menurun dan mengalami gangguan tidur
3) Mengalai sakit kepala dan nyeri yang penyebabnya tidak jelas
4) Mengalami sakit punggung
5) Pencernaan terganggu
14
1) Selalu merasa lelah dan tidak bertenaga
2) Selera makan menurun dan mengalami gangguan tidur
3) Mengalai sakit kepala dan nyeri yang penyebabnya tidak jelas
4) Mengalami sakit punggung
5) Pencernaan terganggu
14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hospitalisasi atau perawatan rawat inap adalah proses yang direncanakan
atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk
menjalani terapi dan perawatan sampai anak dipulangkan ke rumah (Kuswanto
2019). Selama anak menjalani hospitalisasi banyak kejadian yang sering dialami
anak dan keluarga seperti perasaan trauma dan stress sehingga menimbulkan
perasaan cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah (Safriani and Kurniawan
2018).
Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
sujektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Marah adalah emosi
pada manusia yakni respons emosional yang kuat dan tidak menyenangkan.
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung,
kehilangan, dan ketidakberdayaan. Takut adalah salah satu jenis emosi manusia
yang paling dasar dan kuat. Sedangkan rasa bersalah merupakan pemicu penting
bagi perilaku bermoral.
3.2 Saran
1) Hendaknya dilakukannya penerapan lingkungan terapeutik di rumah sakit.
Terapi lingkungan berasal dari bahasa Perancis Milieu Therapyyang
berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat
terapeutik atau mendukung kesembuhan dan mengantisipasi hospitalisasi.
15
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hospitalisasi atau perawatan rawat inap adalah proses yang direncanakan
atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk
menjalani terapi dan perawatan sampai anak dipulangkan ke rumah (Kuswanto
2019). Selama anak menjalani hospitalisasi banyak kejadian yang sering dialami
anak dan keluarga seperti perasaan trauma dan stress sehingga menimbulkan
perasaan cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah (Safriani and Kurniawan
2018).
Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
sujektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Marah adalah emosi
pada manusia yakni respons emosional yang kuat dan tidak menyenangkan.
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung,
kehilangan, dan ketidakberdayaan. Takut adalah salah satu jenis emosi manusia
yang paling dasar dan kuat. Sedangkan rasa bersalah merupakan pemicu penting
bagi perilaku bermoral.
3.2 Saran
1) Hendaknya dilakukannya penerapan lingkungan terapeutik di rumah sakit.
Terapi lingkungan berasal dari bahasa Perancis Milieu Therapyyang
berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat
terapeutik atau mendukung kesembuhan dan mengantisipasi hospitalisasi.
15

2) Sebaiknya upaya pencegahan dalam aplikasi hospitalisasi dilakukan
dengan melakukan persiapan dengan pemberian informasi secara verbal
dan tertulis.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas. 2020. 4 Jenis Gangguan Emosi dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Fisik.
https://health.kompas.com/read/2020/03/06/160000468/4-jenis-gangguan-emosi-
dan-pengaruhnya-bagi-kesehatan-fisik?page=all (diakses tanggal 02 Agustus
2021).
Olivia, Nina. 2018. Pengaruh Hospitalisasi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak
Preschool di Rumah Sakit Tk Ii Putri Hijau Kesdam I/Bb Medan.
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/49/45
(diakses tanggal 02 Agustus 2021).
Dame, Merry C.P. 2020. Gangguan Kecemesan Umum.
https://www.alodokter.com/gangguan-kecemasan-umum (diakses tanggal 02
Agustus 2021).
Zahrasari Lukita Dewi, 2005. Pengalaman, Ekspresi dan Kontrol Marah Pada
Orang Batak dan Orang Jawa. Jurnal Psikologi. Universitas Gadjah Mada
Fakultas Psikologi.Vol. 16 No. 2. Hal. 31-42.
Blackburn, I.M dan Davidson, K. 1994. Terapi Kognitif untuk Depresi dan
Kecemasan : Suatu Petunjuk bagi Praktisi. Ahli Bahasa : Mulyarto. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Ardian. 2016. 5 Tingkatan Marah. http://ardianadw.com/rentangresponmarah/
(diakses tanggal 02 Agustus 2021).
16
dengan melakukan persiapan dengan pemberian informasi secara verbal
dan tertulis.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas. 2020. 4 Jenis Gangguan Emosi dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Fisik.
https://health.kompas.com/read/2020/03/06/160000468/4-jenis-gangguan-emosi-
dan-pengaruhnya-bagi-kesehatan-fisik?page=all (diakses tanggal 02 Agustus
2021).
Olivia, Nina. 2018. Pengaruh Hospitalisasi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak
Preschool di Rumah Sakit Tk Ii Putri Hijau Kesdam I/Bb Medan.
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/49/45
(diakses tanggal 02 Agustus 2021).
Dame, Merry C.P. 2020. Gangguan Kecemesan Umum.
https://www.alodokter.com/gangguan-kecemasan-umum (diakses tanggal 02
Agustus 2021).
Zahrasari Lukita Dewi, 2005. Pengalaman, Ekspresi dan Kontrol Marah Pada
Orang Batak dan Orang Jawa. Jurnal Psikologi. Universitas Gadjah Mada
Fakultas Psikologi.Vol. 16 No. 2. Hal. 31-42.
Blackburn, I.M dan Davidson, K. 1994. Terapi Kognitif untuk Depresi dan
Kecemasan : Suatu Petunjuk bagi Praktisi. Ahli Bahasa : Mulyarto. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Ardian. 2016. 5 Tingkatan Marah. http://ardianadw.com/rentangresponmarah/
(diakses tanggal 02 Agustus 2021).
16
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.

Wijayanti, Endah. 2020. 3 Hal yang Terjadi pada Tubuhmu Saat Merasa Sedih.
https://www.fimela.com/lifestyle/read/4218405/3-hal-yang-terjadi-pada-tubuhmu-
saat-merasa-sedih (diakses tanggal 02 Agustus 2021).
Fadila, Ihda. 2021. Mengenal Rasa Takut dan Prosesnya di Tubuh Anda, Plus
Cara Mengatasinya. https://hellosehat.com/mental/takut/ (diakses tanggal 02
Agustus 2021).
17
https://www.fimela.com/lifestyle/read/4218405/3-hal-yang-terjadi-pada-tubuhmu-
saat-merasa-sedih (diakses tanggal 02 Agustus 2021).
Fadila, Ihda. 2021. Mengenal Rasa Takut dan Prosesnya di Tubuh Anda, Plus
Cara Mengatasinya. https://hellosehat.com/mental/takut/ (diakses tanggal 02
Agustus 2021).
17
1 out of 17
Related Documents

Your All-in-One AI-Powered Toolkit for Academic Success.
+13062052269
info@desklib.com
Available 24*7 on WhatsApp / Email
Unlock your academic potential
© 2024 | Zucol Services PVT LTD | All rights reserved.