Your contribution can guide someone’s learning journey. Share your
documents today.
MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN ANAK NEFROTIK SYNDROME Dosen Pembimbing : Adin Mu’afiroh, ST., Ns,.M. Kes. Disusun Oleh : Kelompok 3 Reguler B 1.Dwi Eny Aprilia(P27820720059) 2.Mochamad Dimas Abrianto(P27820720072) 3. Elfira Anugrah Anggraeni(P27820720060) 4. Rizka Za’inAulya(P27820720092) 5. Sofia Nur Rahmania(P27820720086) TINGKAT IISEMESTER3SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS TAHUN AKADEMIK 2021/2022 1
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.
LEMBAR PENGESAHAN Judul Makalah :Asuhan Keperawatan Anak Nefrotik Syndrome Disusun Oleh:1.Dwi Eny Aprilia(P27820720059) 2.Mochamad Dimas Abrianto(P27820720072) 3. Elfira Anugrah Anggraeni(P27820720060) 4. Rizka Za’inAulya(P27820720092) 5. Sofia Nur Rahmania(P27820720086) Jurusan: Sarjana Terapan Keperawatan Soetomo Tingkat2 Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak Nefrotik Syndrome” telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh ibu dosen. Sampang,07 Agustus2021 Yang Membuat PernyataanYang Memberi Pengesahan (Kelompok 3)(Adin Mu’afiroh, ST., Ns,.M. Kes.) 2
DAFTAR ISI Halaman Judul………………………………………………………………1 Lembar Pengesahan…………………………………………………………2 Daftar Isi……………………………………………………………………...3 Kata Pengantar……………………………………………………………….4 Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………….. 5 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………5 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………6 1.3 Tujuan……………………………………………………………………..6 1.3.1 Umum…………………………………………………………… 6 1.3.2 Khusus……………………...……………………………………6 1.4 Manfaat…………………………………………………………………….6 Bab 2 Pembahasan……………………………………………………………7 2.1Konsep Teori Kasus Nefrotik Syndrome .………………………...……..… 7 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kasus Nefrotik Syndrome …………..…… 14 Bab 3 Penutup………………………………………………………………. 23 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….23 3.2 Saran………………………………………………………………………23 Daftar Pustaka………………………………………………………………. 24 3
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya,kamidapat menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak Nefrotik Syndrome” dengan lancar. Tanpa pertolongannya tentunyakamitidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Adapunmaksudpenyusunanmakalahiniuntukmemenuhi tugasKeperawatan Anak. Rasa terima kasihkamitidak terkirakan kepada yang terhormat IbuAdin Mu’afiroh, ST., Ns,.M. Kes.selaku dosen pembimbing dalam pembuatanmakalahini,sertasemuapihakyangtelahmendukungdalam penyusunan makalah yang tidak bisakamisebutkan satu-persatu. Berdasarkan hal tersebutkamimembuat makalah ini dengan menggunakan bahasa yang jelas, mudah dimengerti, dan dipahami. Agar materi yangkami sampaikaniniakanlebihbermakna.Sehinggakitadapatmengetahuidan mempelajari tentangasuhan keperawatan anak nefrotik syndrome. Makalah yangkamisusun ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itukamimohon kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Akhir katakami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dankamiharap makalah yang telahkamibuat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Sampang,07 Agustus2021 Penulis 4
Paraphrase This Document
Need a fresh take? Get an instant paraphrase of this document with our AI Paraphraser
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Nefrotikmerupakan suatu keadaan klinik dan laboratoriktanpa menunjukkan penyakit yang mendasari, dimana menunjukkan kelainaninflamasi glomerulus. Secara fungsionalsindrom nefrotikdiakibatkanolehkeabnormalan pada proses filtrasi dalam glomerulus yang biasanyamenimbulkan berbagai masalah yang membutuhkan perawatan yang tepat,cepat, dan akurat (Gocke, 2017).Penyebab primersindrom nefrotikbiasanya digambarkan olehhistologi, yaituSindroma NefrotikKelainan Minimal(SNKM)yangmerupakan penyebab paling umumdarisindrom nefrotik pada anak.Meskipunsindrom nefrotik dapat menyerang siapasaja namun penyakit inibanyakditemukan pada anak-anak usia 1 sampai 5 tahun. Selain itukecenderunganpenyakit ini menyerang anak laki-laki dua kalilebih besardibandingkan anak perempuan (Purnomo, 2016). MenurutWorld Health Organization(WHO) Angka kejadianSindrom Nefrotikdi dapatkanpada anak usia dibawah 16 tahun berkisar antara 2sampai 7 kasus per tahun pada setiap 100.000anak. Menurut (Groat, 2016)angka kejadian kasussindromanefrotikdiAsiatercatat2kasussetiap10.000penduduk. Sedangkan kejadian di Indonesiapada sindroma nefrotikmencapai 6 kasus pertahun dari 100.000 anak berusia 1 sampai 5 tahun(Riskesdas, 2018). Sifat khusus dari penyakit sindrom nefrotik adalah sering kambuh, sering gagalnya pengobatan dan timbulnya penyulit, baik akibat dari penyulitnya sendiri maupun oleh karena pengobatannya.Penyulit yang sering terjadi pada sindrom nefrotikadalahinfeksi,trombosis,gagalginjalakut,malnutrisi,gangguan pertumbuhan, hiperlipidemia dan anemia. 5
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1Bagaimana Konsep Teori Kasus NefrotikSyndrome? 1.2.2 BagaimanaKonsep Asuhan Keperawatan Kasus NefrotikSyndrome? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Makalahinidibuatdengantujuanagarmahasiswa,tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami hal yang berkaitan dengankeperawatan anak dalamasuhan keperawatan anak nefrotik syndrome. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Untuk mengetahuikonsep teori kasus nefrotiksyndrome. 1.3.2.2Untukmengetahuikonsepasuhankeperawatankasus nefrotiksyndrome. 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Penulis Untuk memenuhi salah satu tugas sebagai mahasiswa dalam mata kuliahkeperawatananakserta menumbuhkan wawasan terkait keperawatan anakkhususnyamengenaiasuhan keperawatan anak nefrotiksyndrome. 1.4.2 Bagi Pembaca Untuk mengetahui serta menambah ilmu tentangkeperawatan anak terkaitasuhan keperawatan anak nefrotiksyndrome. 6
BAB II PEMBAHASAN 2.1Konsep Teori Kasus NefrotikSyndrome A.Definisi SindromNefrotikadalahrusaknyamembrankapilerglomerulusyang menyebabkanpeningkatanpermeabilitasglomerulus.SindromNefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanyainjuryglomerulus yang terjadipadaanakdengankarakteristik:proteinuria,hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema (Suriadi & Rita Yuliant, 2017). Gambar 1.2 Penderita nefrotiksyndrome Sindroma Nefrotik merupakan penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah, 2014). B.Etiologi Ngastiyah, (2014) mengatakan bahwa belum pasti diketahui penyebab 7
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.
Sindroma Nefrotik, namun akhir-akhir ini dianggap sebagai penyakit autoimun. Umumnya, etiologi Sindroma Nefrotik dibagi menjadi : 1. Sindroma Nefrotik Bawaan SindromaNefrotikBawaanditurunkansebagairesesifautosomal,klienini biasanya tidak merespon terhadap pengobatan yang diberikan. Adapun gejala yang biasanya terjadi yaitu edema pada masa neonatus. Umumnya, perkembangan pada klien terbilang buruk dan klien akan meninggal pada bulan-bulan pertama kehidupannya. 2.Sindroma Nefrotik Sekunder Sindroma Nefrotik Sekunder bukan disebabkan oleh turunan kromosom, namun disebabkan oleh beberapa masalah seperti : a)Malaria kuartana atau parasit lainnya b)Penyakit Lupus Eritematosus Diseminata, purpura dan anafilaktoid c)Glomerulonefritis akut atau kronis, trombosis vena renalis d)Penyakit sel sabit, dll 3.Sindrom Nefrotik Ideopatik Belum diketahui penyebab Sindrom Nefrotik Ideopatik atau juga disebut Sindroma Nefrotik Primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg, dkk membagi Sindrom Nefrotik Ideopatik kedalam 4 golongan yaitu : a)Kelainanminimalyaitudenganmikroskopbiasaglomerulusterlihat normal, namun dengan mikroskop elektron terlihatfoot prosessussel epitel berpadu. b)Nefropati Membranosa yaitu terjadi penebalan dinding kapiler glomerulus c)Glomerulonefritis Proliferatif d)Glomerulonefritis fokal segmental C.Manifestasi Klinis 8
Menurut Hidayat (2016), Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:terdapatadanyaproteinuria0.05g/kgBB/haripadaanak-anak, hipoalbuminemia <30 g/l,retensi cairan, edema, berat badan meningkat, edema periorbital, edema fasial, asites, distensi abdomen, penurunan jumlah urine, urine tampak berbusa dan gelap, hematuria, nafsu makan menurun, dan kepucatan, wajah tampak sembab, efusi pleura, pembengkakan labia dan skrotum, dan rentan terhadap infeksi. Gambar 1.2 Tanda dan gejala pada penderita nefrotiksyndrome Apa pun tiba sindrom nefrotik manifestasi klinis utama adalah sembab yang tampak pada sekitar 95% anak dengan sindrom nefrotik seringkali sebab timbul secara lambat sehingga keluarga mengira sang anak bertambah gemuk. Pada fase awal sebab sering bersifat intermitent, biasanya awalnya tampak pada daerah- daerah yang mempunyai resistensi jaringan rendah (misalnya, daerah periorbita, skrotum atau libia). Akhirnya sembab menjadi menyeluruh dan masif (anasarka). D.Patofisiologi Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibatpada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadinya proteinuria.Kelanjutan dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Denganmenurunya albumin, tekanan osmotic plasma menurun sehingga cairanintravascular berpindah ke dalamintertisial.Perpindahancairantersebutmenjadikanvolumecairan 9
intravascularberkurang,sehinggamenurunkanjumlahalirandarahkerenal karena hipovolemi. Menurunya aliran darahke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksirenin angiotensin dan peningkatan sekresi antideuretikhormone(ADH)dansekresialdosteronyang kemudian menjadi retensi natrium dan air. Denganretensinatriumdanair,akanmenyebabkanedema.Terjadi peningkatan cholesterol dan Triglicerida serum akibat dari peningkatanstimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin ataupenurunan onkotik plasma.Adanyahiperlipidemiajugaakibatdarimeningkatnyaproduksi lipoprotein dalam hati yang timbul oleh karenakompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam urin(lipiduria). Menurunya respon imun karena sel imuntertekan,kemungkinandisebabkanolehkarenahipoalbuminemia, hyperlipidemia,atau defisiensi seng. (Suriadi & Yuliani, 2010). E.Pathway Gambar 1.3 Pathway nefrotiksyndrome F.Komplikasi 10
Paraphrase This Document
Need a fresh take? Get an instant paraphrase of this document with our AI Paraphraser
1)Gangguan eseimbangan nitrogen 2)Hiperlipidemia dan lipiduria 3)Hiperkoagulasi 4)Gangguan metabolisme kalsium dan tulang 5)Trombosis Vena Trombosis vena dapat terjadi pada vena dalam ekstremitas bawah (8%), pembuluh darah renal (25%), dan paru-paru. Trombosis vena lebih sering terjadi pada penderita sindrom nefrotik (SN) dewasa dengan gambaran histologimembranous nephropathydibandingkan dengan anak-anak. 6)Infeksi Selulitismerupakan komplikasi infeksi yang dapat terjadi pada sindrom nefrotik (SN). Namun, hingga saat ini belum ada pedoman penggunaan antibiotik profilaksis bagi penderita SN. Gambar 1.4 Pembengkakan penderita nefrotiksyndrome 7)Gagal Ginjal 11
Gagal ginjal akutdapat terjadi secara bersamaan dengan sindrom nefrotik (SN) yang disebabkan lupus nefritis dan nefritis interstisial diinduksi obat. Gagal ginjal jarang terjadi secara spontan sebagai komplikasi SN. G.Pemeriksaan Penunjang Menurut Betz & Sowden (2017), pemeriksaan penunjang sebagai berikut: 1)Uji urine a.Urinalisis: proteinuria (dapat mencapai lebih dari 2g/m2/hari), bentuk hialin dan granular, hematuria. b.Uji dipstick urine: hasilpositif untuk protein dan darah. c.Berat jenis urine: meningkat palsu karena proteinuria d. Osmolalitas urine: meningka. 2)Uji darah a.Kadar albumin serum: menurun (kurang dari 2 g/dl). b.Kadar kolesterol serum: meningkat (dapat mencapai 450 sampai 1000 mg/dl). c.Kadar trigliserid serum: meningkat. d.Kadar hemoglobin dan hematokrit : meningkat. e.Hitung trombosit: meningkat (mencapai 500.000 sampai 1.000.000/ul). f.Kadarelektrolitserum:bervariasisesuaidengankeadaanpenyakit perorangan. 3)Uji diagnostik Biopsi ginjal (tidak dilakukan secara rutin) H.Penatalaksanaan 1)Pemberian kortikosteroid (prednison atau prednisolon) untuk menginduksi remisi.Dosisakanditurunkansetelah4sampai8mingguterapi. 12
Kekambuhan diatasi dengan kortikosteroid dosis tinggi untuk beberapa hari. 2)Penggantian protein (albumin dari makanan atau intravena). 3)Pengurangan edema a.Terapidiuretic(diuretichendaknyadigunakaansecaracermat untukmencegahterjadinyapenurunanvolumeintravaskular, pembentukan trombus, dan atau ketidakseimbangan elektrolit). b.Pembatasan natrium (mengurangi edema) 4)Mempertahankan keseimbangan elektrolit. 5)Pengobatan nyeri (untuk mengatasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan edema dan terapi invasif). 6)Pemberian antibiotik (penisilin oral profilaktik atau agenslain). 7)Terapi imunosupresif (siklofosfamid, klorambusil, atau siklosporin) Untuk anak yang gagal berespons terhadap steroid. MenurutNgastiyah,(2014)Penatalaksanaanmedispadaanakdengan Sindroma nefrotik Meliputi : 1)Diet tinggi protein sebanyak 2-3 gr/Kg BB dengan garam minimal bila edema masih berat. Bila edema sudah berkurang, maka dapat diberikan sedikit garam ( Buku Kuliah IKA Jilid II). 2)Mencegah infeksi juga perlu dilakukan, karena anak kemungkinan akan menderita tuberkulosis. Bila terjadi infeksi beri terapi antibiotik. 3)Kondisi alkalosis akibat hipokalemia dapat dibantu dengan pemberian terapi KCl. 4)Kondisi hipertensi pada klien dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan antihipertensif seperti resephin atau pemblok beta dengan efek samping penurunan laju filtrasi glomerulus dan harus digunakan dengan sangat hati-hati. 5)Berikan diuretik untuk mengatasi edema. 6)Berikan terapi kortikosteroid.International Kooperative Study Of Kidney DiseaseinChildren(ISKDC)mengajukancarapengobatansebagai berikut: 13
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.
a.Selama28hariprednisondiberikanperoraldengandosis60 mg/hari/luas permukaan badan dengan maksimum 80 mg/hari/luas permukaan badan. b.Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral 28 hari dengan dosis 40 mg/hari/lpb, setiap 3 hari dalam seminggu diberikan dosis 60 mg/hari/lpb. 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kasus NefrotikSyndrome A.Pengkajian 1. Identitas, seperti : nama, tempat tanggal lahir/umur, berat badan lahir, panjang badan lahir, serta apakah bayi lahir cukup bulan atau tidak, jenis kelamin, anak ke, jumlah saudara dan identitas orang tua. 2. Keluhan Utama a)Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya orang tua anak mengeluhkan sembab pada beberapa bagian tubuh anak seperti pada wajah, mata, tungkai serta bagian genitalia. Orang tua anak biasanyajugamengeluhkananaknyamudahdemamdandayatahantubuh anaknya terbilang rendah. b)Riwayat Kesehatan Dahulu Perlu ditanyakan pada orangtua berat badan anak dahulu untuk menilai adanya peningkatan berat badan. Perlu dikaji riwayat keluarga dengan sindroma nefrotik seperti adakah saudara-saudaranya yang memiliki riwayat penyakit ginjal dan riwayat tumbuh kembang anak yang terganggu, apakah anak pernah mengalami diare atau sesak napas sebelumnya, serta adanya penurunan volume haluaran urine. c)Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Perludikajiadanyapenyakitpadaibusaatmasakehamilanadakah menderita penyakit lupus eritematosus sistemik atau kencing manis, konsumsi 14
obat-obatan maupun jamu tradisional yang diminum serta kebiasaan merokok dan minum alcohol selama hamil. d)Riwayat Pertumbuhan Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena keletihan akibat lambung yang mengalami tekanan oleh cairan intrastisial dan memberikan persepsi kenyang pada anak. e)Riwayat Psikososial dan Perkembangan Penurunan nilaicardiac outputdapat mengakibatkan penurunan perfusi darah ke otak. Hal ini dapat berdampak pada ketidakseimbangan perfusi jaringan cerebral pada anak. Sehingga anak perlu mendapatkan stimulasi tumbuh kembang dengan baik. 3. Pemeriksaan Fisik 1. TTV a)Tekanan Darah: Pada masa anak-anak tekanan darah sistole normal 80 sampai 100 mmHg dan nilai diastole normal 60 mmHg. Anak dengan hipovolemik akan mengalami hipotensi, maka akan ditemukan tekanan darahkurangdarinilainormalataudapatditemukananakdengan hipertensi apabila kolesterol anak meningkat. b)Nadi: berdasarkan usia, frekuensi nadi anak usia 2-6 tahun 105x/ menit, frekuensi nadi anak usia 6-10 tahun 95x/menit, frekuensi nadi anak usia 10-14tahun85x/menitdanfrekuensinadianakusia14-18tahun 82x/menit. c)Pernapasan: frekuensi napas anak usia 2-6 tahun 21-30x/menit, anak 6 sampai 10 tahun 20-26x/menit dan anak usia 10-14 tahun 18-22x/menit. 2. Postur BB Ideal: bagi anak usia 2-12 tahun dengan cara 2n (umur dalam tahun) + 8. Perlu ditanyakan kepada orangtua, BB anak sebelum sakit untuk menentukan adanya peningkatan BB pada anak dengan sindroma nefrotik. Edema pada anak juga dapat ditandai dengan peningkatan Berat Badan >30%. 15
3. Kepala-leher Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, normalnyaJugularis Vein Distention(JVD) terletak 2 cm diatas angulus sternalis pada posisi 450, pada anak dengan hipovolemik akan ditemukan JVD datar pada posisi supinasi, namun pada anak dengan hipervolemik akan ditemukan JVD melebar sampai ke angulus mandibularis pada posisi anak 450. 4. Mata Biasanya pada pasien dengan Sindroma Nefrotik mengalami edema pada periorbital yang akan muncul pada pagi hari setelah bangun tidur atau konjunctiva terlihat kering pada anak dengan hipovolemik. 5. Hidung Pada pemeriksaan hidung secara umum tidak tampak kelainan, namun anak dengan Sindroma Nefrotik biasanya akan memiliki pola napas yang tidak teratur sehingga akan ditemukan pernapasan cuping hidung. 6. Mulut Terkadang dapat ditemukan sianosis pada bibir anak akibat penurunan saturasi oksigen. Selain itu dapat ditemukan pula bibir kering serta pecah-pecah pada anak dengan hipovolemik. 7. Kardiovaskuler a)Inspeksi, biasanya tampak retraksi dinding dada akibat pola napas yang tidak teratur b)Palpasi, biasanya terjadi peningkatan atau penurunan denyut jantung c)Perkusi, biasanya tidak ditemukan masalah d)Auskultasi, biasanya auskultasi akan terdengar ronki serta penurunan bunyi napas pada lobus bagian bawah. Bila dilakukan EKG, maka akan 16
Paraphrase This Document
Need a fresh take? Get an instant paraphrase of this document with our AI Paraphraser
ditemukanaritmia,pendatarangelombangT,penurunansegmenST, pelebaran QRS, serta peningkatan interval PR. 8. Paru-Paru a)Inspeksi, biasanya tidak ditemukan kelainan b)Palpasi, biasanya dapat ditemukan pergerakan fremitus tidak simetris bila anak mengalami dispnea c)Perkusi, biasanya ditemukan sonor d)Auskultasi, biasanya tidak ditemukan bunyi napas tambahan. Namun, frekuensi napas lebih dari normal akibat tekanan abdomen kerongga dada. 9. Abdomen a)Inspeksi, biasanya kulit abdomen terlihat tegang dan mengkilat bila anak asites b)Palpasi, biasanya teraba adanya distensi abdomen dan bila diukur lingkar perut anak akan terjadi abnormalitas ukuran c)Perkusi, biasanya tidak ada kelainan d)Auskultasi, pada anak dengan asites akan dijumpaishifting dullness 10. Kulit Biasanya,padaanakSindromaNefrotikyangmengalamidiareakan tampak pucat serta keringat berlebihan, ditemukan kulit anak tegang akibat edema dan berdampak pada risiko kerusakan integritas kulit. 11. Ekstremitas Biasanya anak akan mengalami edema sampai ketungkai bila edema anasarka atau hanya edema lokal pada ektremitas saja. Selain itu dapat ditemukan CRT > 2 detik akibat dehidrasi. 12. Genitalia Biasanya pada anak laki-laki akan mengalami edema pada skrotum dan pada anak perempuan akan mengalami edema pada labia mayora. 17
B.Diagnosa Keperawatan 1.Hipervolemiaberhubungan dengangangguan mekanisme regulasi dibuktikan denganedema anasarka dan/atau edema prifer. 2.Diareberhubungan denganproses infeksidibuktikan denganbising usus hiperaktif. 3.Intoleransi aktivitasberhubungan denganketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigendibuktikan dengandispnea saat/setelah aktivitas. C.Intervensi No . DIAGNOSIS KEPERAWATAN (SDKI) TUJUAN (SLKI)RENCANA (SIKI) 1.Hipervolemia (D.0022) Peningkatan volume cairan intravaskula, interstisial, dan/atau intraselular. Ekspektasi : keseimbangan cairan meningkat. Dengan kriteria hasil : 1. Edema menurun. 2. Konfusi menurun. 3. Berat badan membaik. 4. Asupan cairan meningkat. Pemantauan Cairan (1.03121) Observasi : 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi. 2. Monitor elastisitas atau turgor kulit. 3. Monitor input dan output cairan. Terapeutik : 1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan 18
5. Turgor kulit membaik. kondisi pasien. 2. Dokumentasikan hasil pemantauan. Edukasi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan. 2. Informasikan hasip pemantauan, jika perlu. 2.Diare (D.0020) Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk. Ekspektasi : Eliminasi fekal membaik. Dengan kriteria hasil : 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat. 2. Nyeri abdomen menurun. 3. Peristaltik usus membaik. 4. Kram abdomen membaik. 5. Frekuensi defekasi membaik. Manajemen Diare (1.03101) Observasi : 1. Monitor jumlah pengeluaran diare. 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan. 3. Monitor keamanan penyiapan makanan. Terapeutik : 1. Pasang jalur intravena. 2. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit. 3. Ambil sampel feses untuk 19
Secure Best Marks with AI Grader
Need help grading? Try our AI Grader for instant feedback on your assignments.
kultur,jika perlu. Edukasi : 1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap. Kolaborasi : 1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis. Loperamide, difenoksilat). 3.Intoleransi Aktivitas (D.0056) Ketidakcukupanenergi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ekspektasi : Toleransi aktivitas meningkat. Dengan kriteria hasil : 1. Keluhan lelah menurun. 2. Dispnea saat aktivitas menurun. 3. Frekuensi napas membaik. 4. Dispnea setelah aktivitas menurun. Manjemen Energi (1.05178) Observasi : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan. 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional. 3. Monitor pola dan jam tidur. Terapeutik : 1. Lakukan Latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif. 2. Berikan aktivitas distraksi 20
5. Perasaan lemah menurun. yang menenangkan. Edukasi : 1. Anjurkan tirah baring. 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap. Kolaborasi : 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan. D.Implementasi Pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan menyesuaikandengan kondisi terkinipasien. Pelaksanaanpada hipervolemiayang mengacu padaStandar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)adalah: 1)Memonitor cairan yang masuk dan keluar 2)Mengukur/menimbang BB 3)Menganjurkan keluarga membatasi asupan cairan 4)Mengobservasi edema 5)Berkolaborasi pemberian diuretik E.Evaluasi 21
Adapun perencanaan keperawatan pada diagnosa keperawatan hipervolemia menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia(SLKI), adalah: Luaran: Keseimbangan Cairan 1)Asupan cairan meningkat 2)Haluaran urin meningkat 3)Kelembapan membrane mukosa meningkat 4)Edema menurun 5)Tekanan darah membaik 6)Denyut nadi radial membaik 7)Turgor kulit membaik 8)Berat badan membaik 22
Paraphrase This Document
Need a fresh take? Get an instant paraphrase of this document with our AI Paraphraser
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan SindromNefrotikmerupakanpenyakitginjalyangpalingsering ditemukan pada anak, dan didefinisikan sebagai kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya kerusakan glomerulus yang terjadi pada anak dengan karakteristik proteinuria,hipoalbuminemia,hiperlipidemiadanedema(Suradi&Yuliani, 2010). Sejumlah anak dengan sidroma nefrotik yang mengalami kekambuhan dapat berkurang secara bertahap sesuai dengan bertambahnya usia anak. Insiden yang ditemukan pada Sindroma Nefrotik yaitu angka mortalitas dan prognosis anak bervariasi berdasarkan penyebab, keparahan, tingkat kerusakan ginjal, usia anak serta respon anak terhadap pengobatan. Penyakit ini sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan (Betz & Sowden, 2009). Sindrom nefrotik dapat dibedakan menjadi sindrom nefrotik kongenital, sindrom nefrotik primer, dan sindrom nefrotik sekunder. Pada umumnya sebagian besar(±80%)sindromnefrotikprimermemberiresponyangbaikterhadap pengobatan awal dengan steroid, tetapi kira-kira 50% diantaranya akan relaps dan sekitar 10% tidak memberi respon lagi dengan pengobatan steroid (Konsensus IDAI, 2012 dalam Arif Y. Prabowo, 2014). 3.2 Saran 23
1)Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan para pembaca bisa memahami terkait dengan gangguan sistem perkemihan pada anak, yaitu Nefrotik Syndrometerutama dalam lingkup asuhan keperawatan nefrotiksyndrome. 2)Sebaiknyaparapembacalebihselektifdalammendeteksiadaatau tidaknya gejala dan tanda-tanda gangguan sistem perkemihan pada anak (NefrotikSyndrome) sejak dini agar bisa segera mendapatkan penanganan sesuai dengan asuhan keperawatannya DAFTAR PUSTAKA Suriadi & Yuliana, R. (2006).Asuhan Keperawatan Pada Anak.Jakarta: Sagung Seto. Wati,N.E.(2012).ASUHANKEPERAWATANPADAAn.ADENGAN GANGGUAN SISTEM NEFROLOGI : SINDROMA NEFROTIK DI RUANGMINARSPKUMUHAMMADIYAHSURAKARTA. Keperawatan Indonesia, 19-26.(Putra, 2020) Putra, G. P. (2020). Studi Dokumentasi Hipervolemia Pada An. “A” Dengan NefrotikSindrom(NS).JurnalKeperawatan. http://repository.akperykyjogja.ac.id/281/1/KARYA%20TULIS %20ILMIAH%20GILANG%20PERMANA%20PUTRA %20%28Repaired%29.pdf. (Diakses 07 Agustus) Simanullang,W.(2020).LITERATUREREVIEW:ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SINDROM NEFROTIK DENGAN GANGGUAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUMDAERAHPANDAN. http://180.250.18.58/jspui/bitstream/123456789/2913/1/Winda %20Simanullang.pdf. (Diakses 07 Agustus) 24